Kamis, 11 Juni 2009

Sejarah Batik Solo



Kota Surakarta atau Solo yang kita kenal saat ini dahulu merupakan sebuah desa yang ada di pinggiran sungai.Nama desa itu adalah desa Sala. Sejarah kota Solo tidak bisa dipisahkan dari kerajaan Mataram. Mataram terpecah belah akibat politik devide et impera Belanda yang dimulai saat pemerintahan Amangkurat I.

Adipati Anom mengangkat dirinya sebagai Susuhunan Amangkurat II dalam pelarian dan membangun keraton pengganti di Kartasura (Wanakerta) sementara itu Pangeran Puger yang notabene adik Amangkurat II berhasil merebut kembali Plered ( ibu kota Mataram setelah Kotagede dan Yogyakarta). Inilah kali pertama terjadi di bekas wilayah Mataram diperintah dua raja.

Kartasura yang dipimpin raja Amangkurat II harus menghadapi perlawanan Pangeran Puger yang akhirnya gagal. Sepeninggal Amangkurat II kraton Kartasura masih mengalami pergolakan. Di bawah pimpinan Amangkurat III Kartasura semakin amburadul karena perangai raja yang buruk, suka main wanita, tinggi hati dan pemarah. Amangkurat III berhasil digulingkan oleh Pangeran Puger yang bersekutu dengan Cakraningrat dan Belanda. Pada tahun 1704 di Semarang, Pangeran Puger dinobatkan sebagai raja dengan gelar Kangjeng Susuhunan Paku Buwono Senapati Ing Ngalaga Sayidin Panatagama ( Paku Buwono I ).

Sesudah Paku Buwono I tutup usia,beliau digantikan oleh Amangkurat IV yang juga populer disebut Amangkurat Jawi.Amangkurat IV wafat pada tahun 1727 dan digantikan oleh RM Gusti Prabu Suyasa yang bergelar Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Paku Buwono Ing Ngalaga Ngabdurachman Sayidin Panatagama Ingkang Kaping II.

Pada masa pemerintahannya Kartasura tak terhindar dari pergolakan. Pergolakan yang dipimpin oleh Raden Mas Garendi ( cucu Amangkurat III ) dan didukung oleh kekuatan Cina berhasil menjebol Kartasura serta memaksa Paku Buwono II lari ke Ponorogo. Dalam pengungsian Paku Buwono II menerima bantuan Belanda dengan imbalan harus menyerahkan seluruh daerah pantai ditambah wlayah lain seluas 138.422 karya. Akibatnya meski beliau memperoleh kembali tahtanya, Kartasura telah kehilangan kedaulatan atas wilayah pesisir, sehingga tidak lagi dapat berhubungan dengan daerah-daerah seberang. Kartasura menjadi terkucilkan. Menganggap Kartsura sudah tidak lagi bertuah, Paku Buwono II memindahkan pusat kerajaannya ke Desa Sala. Keraton Baru tersebut selesai dibangun tahun 1745 M dan ditasbihkan sebagai Surakarta Hadiningrat. Hadirnya Keraton membuat suasana desa Sala berubah menjadi hidup dan berkembang hingga menjadi seperti sekarang ini.

0 komentar on "Sejarah Batik Solo"

Posting Komentar

Komentar Anda

Pengiriman

Pengiriman

Buku Tamu


ShoutMix chat widget

Pelacak IP Address

Followers

 

Grosir Fashion Batik Dan Baju Tidur Copyright 2008 Fashionholic Designed by Ipiet Templates Supported by Tadpole's Notez